Cari Blog Ini

Selasa, 01 Maret 2011

Banjit, 20Mei 2010, 22.01 WIB.

SIGN OF SANE....

Selamat malam sepi,
Sampai kapan engkau bersemayam didalam jiwaku?
Membenamkan kaki langkahku hingga batas hilang kesadaran dan pengharapan,
Mengapa engkau memaksa aku untuk terpaku dan merasakan sengat 30 matahari dimalam ini?
Aku tenggelam bersama butir peluh asaku yang mengucur deras dari pori-pori ketakutan,
Selamat malam sepi,
Sampai kapan engkau akan bersamaku,
Apakah karena takdirku engkau bersemayam ?
Kini engkau telah mengeringkan airmata hati dan semangatku, maka, jangan engkau paksa aku untuk menjauhkan Rabb-ku dari pagiku.
Selamat malam sepi,
Pergilah jauh kebawah batas siksa-Nya bersama 1000 Iblis terkutuk, hancurlah bersama sumpah serapahku!



Sebuah Bunga meneteskan embun di Pagiku, dalam beningnya memantulkan senyum musim semi cinta yang pernah kumiliki, kini telah tersimpan kedalam sebuah catatan kecil tentang suatu waktu…
Adalah sapamu akan aku yang telah bersama 30 waktu menantang matahari…
Terimakasih bunga yang putih, engkau memaknai hidupku dengan senyummu, dan pernah menjadi tetes embun dipagiku.



Dimanakah hidupku?
Tunjukkan wahai jiwa yang tersenyum dengan tatap matamu,
Tunjukkan aku akan Rabb yang telah memberiku hangat 30 matahari dalam nada denyut jantungku….
Tunjukkan kepadaku bagaimana cara senandungkan rasa ketika bersujud dengan jatuh embun kepasrahan kepada-Nya…
Pagi ini ?
Dalam Kursi-Nya Ia telah menulis Syair Takdir atasku, maka ajari aku mengumpulkan embun itu kedalam ‘matahati’ untuk setiap ucap syukurku hingga menenggelamkan jiwa kedalam samudera kepasrahhan…
Letihku? adalah ketidaktahuanku akan makna kehidupan…
Dimanakah hidupku?
Beritahu aku jika itu telah datang bersama Rabb Semesta Alam.


Pagi ini, sejenak aku memohon kepada-Mu, wahai zat penyempurna Imanku, wahai Rabb-ku penguasa jiwa-jiwa yang tersimpan dan Enkau gantungkan disetiap tiang-tiang lampion surga, yang Engkau hiasi dengan nyanyian burung-burung, berikanlah musim semi cinta untuk saudara-saudara terkasihmu, agar semakin riuh surgamu dengan gema Tafakkur disetiap menjelang pagi.


Tanyaku akan hati ini adalah kerinduan-ku akan-Mu, Mengapa hati ini sepi wahai Rabb-ku, mengapa jiwa ini gersang laksana berjuta-juta kering dihatiku, bukankah takdirmu atas jiwa-jiwa didunia ini adalah sama, ataukah mungkin karena dosa masa lalu yang aku perbuat?
Ya Rabb, ampuni aku jika itu adalah benar adanya, bimbing dan tuntunlah aku menuju musim semi cinta, agar aku bisa mendengar nyanyian burung-burung surga-Mu.
Betapa kecil diri ini dihadapan-Mu ya Rabb, dengan kegelisahan ini saja aku tak berdaya…

Betapa kecil diri ini dihadapan-Mu ya Rabb, dengan rasa rindu ini saja aku diam tanpa makna…
Syair-syair ini kuhantarkan kepada-Mu, agar Engkau buka takdirku atas sempurnanya Iman, temukan aku dengan senyum dan tatap mata Aisyah surga-Mu, agar aku semakin rindu dengan musim-musim semi cinta-Mu….


Embun itu adalah bening tatap matanya,
Adalah kerinduanku,


………………………………………….. akan embun-Mu,
Kuberharap suatu waktu akan kutemukan lagi mata itu,
…………………………………………..Amin.


“Dalam kesendirian, inilah yang kutakutkan dalam langkahku, harus memulai dengan nafas baru, dan harus dengan asa akan diri yang tak bisa membuat orang yang terkasih untuk tersenyum dengan mata indahnya”


Semoga ini adalah awal aku menemukan dan melihat musim semi cinta……
Ya Rabb, bimbinglah aku atas langkah ini, peringatkan aku agar terus menengadahkan mata jiwaku, agar aku terus membaca syair embun-Mu, yang telah engkau tulis dilangit-langit pagi-Mu.








Terimakasih Rabbku, Rasulku, Ibuku, Ibuku, ibuku, Bapakku, keluargaku, teman-temanku, bumiku, dan semua yang tak dapat kusebut satu-persatu. “Aku menyayangi dan mencintaimu hingga hidup setelah matiku” Terimakasih atas semua yang telah engkau berikan kepadaku.
special tanks (hanya Alloh & aku yang tahu..hehehe), terimakasih engkau telah mengembalikan Hatiku yang pernah hilang dan terbelenggu dalam kerak kebencian dan dendam. Kini aku telah bisa merasakan “rasa sakit” hingga aku sadar bahwa aku adalah manusia dengan fitrah perasaan, Terimakasih engkau telah membawaku terlahir kembali setelah hilang bersama masa lalu,
selayaknya manusia yang bisa menangis ketika hilang hati, itulah kelahiranku kedalam alam yang nyata..
Jika engkau bahagia itulah bahagiaku,
selayaknya manusia yang bisa tersenyum ketika mendapatkan hangat lembut Kasih sayang-Nya, itulah sumpahku untuk memastikan engkau adalah penghuni Syurga
Jika engkau tersenyum itulah senyumku
Dan aku akan melihat engkau bahagia didunia hingga kelak dihadapan Rabb Semesta Alam. Amin Ya Rabballamin.....


Hey kamu,… “Mungkin satu hal yang tidak engkau ketahui dan engkau sadari, bahwa sesungguhnya ketika engkau menatapku dalam sembunyimu, saat itulah aku merasa menjadi manusia yang terlahir kembali kedunia ini”.
( Terima kasih Rabb-ku, atas mata indahnya yg telah memantulkan indahnya Embun Kemuliaan cinta-MU. )
Banjit, 28Mei 2010, 22.01 WIB.
…………signhendrosane…………..

2 komentar: